Ilustrasi/Gagarmanik.ID
Gagarmanik.ID - Setiap orang yang hidup suatu saat pasti akan mengalami mati. Dan suatu saat pasti akan dihidupkan kembali oleh Allah setelah hari kiamat untuk mempertanggung jawabkan segala sesuatu yang pernah dilakukan selama di dunia.

Sejatinya manusia memiliki dua sifat, sifat baik dan tercela. Sebagaimana dalam Alquran dijelaskan bahwa “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh yang makruf, dan mencegah dari munkar, dan beriman kepada Allah...” (Q.S. Al Imran ayat 110).

Dari sini jelas bahwa Allah memerintahkan umatnya untuk melakukan suatu kebaikan dan melarang untuk berbuat keburukan bagi siapa pun. Mulai dari hal terkecil, misale ngerasani koncone meskipun ada orangnya. Selagi dia tidak mendengar apa yang kita katakan dan memang benar-benar membicarakan dibalik layar, tetap saja tidak boleh. Apalagi ngerasani seng gak ono wonge, yo malah dadi gawe.

Kemudian yang lebih parah lagi adalah mendoakan orang mati. Mendoakan orang mati merupakan suatu larangan keras, karena hal tersebut bisa menjadikan orang yang kita doakan bisa marah besar dengan kita. Orang hidup enak-enak malah didoakan cepet mati, kan ya aneh dan rasanya tidak logis, padahal yang menentukan kelahiran, rezeki, jodoh, kematian hanyalah Allah semata. Menusia, tinggal menjalankan saja. Lakukan apa yang diminta Allah dan menjauhi apa yang sudah dilarangnya.

Hidup itu saling berdampingan dan saling membutuhkan, jadi tidak perlu kiranya kita saling menggunjing satu sama lain atau mendoakan suatu hal yang tidak senonoh. Sebab adakalanya doa-doa yang kita utarakan akan kembali lagi kepada diri kita sendiri.

Intinya perlu kewaspadaan sebelum mengucapkan atau melakukan segala tindak tanduk agar tidak terjebak ke dalam lubang yang salah. Karena sekali hal itu terjadi akan dapat berakibat fatal, baik bagi diri kita sendiri mau pun orang lain.

Mari kita sama-sama berdoa yang terbaik kepada sesama, bahkan dengan orang yang tidak kita kenal sekali pun, karena bisa jadi orang itu nantinya yang akan menyelamatkan diri kita saat kita tengah menghadapi masalah.

Lebih-lebih kita yang notabene sebagai makhluk sosial akan selalu bergantung, saling tolong-menolong terutama kepada tetangga kita. Baik buruknya harus kita nikmati, segala celotehannya, caciannya, pujiannya dan segala sesuatu yang menjadi fatwanya harus kita terima dan sambut dengan baik, sebab tetangga lah yang akan membantu kita nantinya, ibaratkan tetangga adalah saudara sendiri.

Untuk itu, kita harus menekan diri kita sekuat tenaga untuk tetap bersikap husnuzan terhadap segala sesuatu dan tidak gampang mengolok-olok atau mendoakan yang tidak baik. Dan yang paling penting adalah mengamalkan amar makruf nahi munkar dalam kehidupan sehari-hari.