Suasana siswa yang tengah melakukan upacara pada hari sabtu di halaman PP Al Musthofawiyah Palang
Gagarmanik.IDAl Musthofawiyah, itulah salah satu pondok pesantren yang ada di Kecamatan Palang, tempat belajarku selama enam tahun, terhitung sejak masuk Madrasah Tsanawiyah, tahun 2009 silam. Di dalam pondok itu, meski tidak menetap 100%, akan tetapi ada banyak pengalaman, keilmuan yang saya dapatkan dari proses belajar selama di sana.

Terlebih selama menempuh pendidikan di sana selalu ditekankan untuk memiliki akhlak yang baik, tindak-tanduk yang sopan baik dalam bertindak maupun bertutur kata. Pada saat itu, KH Ahmad Musthofa atau biasa dipanggil dengan Yai Mad selalu memantau para santrinya yang sedang belajar di pondok. Mulai dari RA, MI, MTs bahkan sampai MA.

Bagi kebanyakan masyarakat sekitar, khususnya para santri yang menempuh keilmuan di pondok Al Musthofawiyah senantiasa patuh dan taat kepada beliau, begitu pula dengan para guru. Ketika beliau Yai Mad tengah berkeliling dari setiap sudut gedung di pondok, tidak ada satupun yang berani bicara. Semua siswa yang belajar di kelas, santri yang ngaji di masjid semuanya diam.

Ada yang mengatakan beliau memang galak. Namun bagi saya secara pribadi beliau bukan galak, akan tetapi tegas, dan memang begitulah seharusnya menjadi seorang pemimpin dalam mendidik santrinya. Beliau tidak segan-segan menegur setiap santri maupun siswanya yang melakukan kesalahan.

Selama tiga tahun mengenyam pendidikan di bangku Madrasah Tsanawiyah, beliau sering sekali masuk ke dalam setiap kelas, satu per satu dimasuki. Lebih-lebih ada kelas yang kosong dan ramai sendiri dalam tanda kutip non pembelajaran', itu menjadi kesempatan emas untuk beliau masuki.

Kali pertama yang ditanyakan beliau saat masuk ke dalam kelas adalah menanyakan 'pelajaran apa sekarang'  dan dilanjut dengan 'siapa gurunya'  barulah pertanyaan-pertanyaan yang lain menyusul. 

Ingat betul, beliau marah-marah. Kadang-kadang beberapa siswa yang membuat gaduh di gelas diminta beliau untuk maju ke depan untuk diberikan hukuman. Kadang ya dijewer, kadang ya dipukul di bagian yang memang tidak menyakitkan. Semua dilakukan beliau bukan semata-mata beliau benci, bukan beliau marah kepada para santri atau siswanya. Akan tetapi semua yang dilakukan beliau adalah dalam rangka mendidik, menggembleng dan memberikan rasa jera kepada para santri atau siswa agar tidak mengulangi perbuatan yang serupa.

Jadi akhlak para santri atau siswa benar-benar ditata sedemikian rupa, agar supaya sata lulus nanti memiliki kepribadian yang baik, bertakwa dan berakhlakul karimah. Namun di akhir beliau ndukani para santri atau siswa, beliau selalu tertawa. Bercerita ke sana ke mari dan membuat suasana kelas yang bisa dikatakan genting menjadi tenang, adem, ayem.

Begitulah kira-kira sedikit cerita tentang beliau berdasarkan pengalaman saya saat masih melakukan proses pembelajaran di Pondok Pesantren Al Musthofawiyah Palang. Kagem beliau Al Fatihah.

Penulis: CD GM