![]() |
Kompeks makam Raden Gagar Manik/Gagarmanik.ID |
Raden Gagar Manik merupakan seorang Panglima Perang Kesultanan Mataram. Pada saat menjadi Panglima Perang Kesultanan Mataram, Raden Gagar Manik memiliki rencana untuk melakukan penyerangan ke Kadipaten Tuban dalam rangka tanpa objek Tuban.
Pada saat Raden Gagar Manik mengetahui lingkungan masyarakat Tuban, Raden Gagar Manik justru merasa nyaman dan pada akhirnya memutuskan untuk menetap di Kabupaten Tuban. Pada saat menetap di Kabupaten Tuban, Raden Gagar Manik berguru ke Raden Maulana Ibrahim Asmoro Qondi ayah dari Sunan Ampel yang saat ini makamnya berada di Desa Gesikharjo, Kecamatan Palang.
“Dulu pangeran itu Gagar Manik nggak menyerang ke Tuban, tapi waktu itu melihat dari orang Tuban membuatnya nyaman. Lama-kelamaan, ia memutuskan untuk menetap di Tuban dan tidak kembali lagi ke kerajaannya,” ujar Sarpan, seorang Juru Kunci ke-7 makam Tundung Musuh.
Sarpan kemudian menjelaskan silsilah dari Raden Gagar Manik. Di mana Raden Gagar Manik merupakan putra kedua dari Mas Jelang (Panembahan Sedo ing Krapyak). Sementara ibunya bernama Diah Banowati atau Ratu Mas Madi Putri. Sedangkan Pangeran Benowo yang berarti Raden Gagar Manik merupakan cucu dari Pangeran Benowo dari Kesultanan pajang.
Makam Raden Gagar Manik atau Tundung Musuh sendiri terletak di Dusun Klamber, Desa Tasikmadu, Kecamatan Palang. Menurut Sarpan, julukan Tundung Musuh menempel pada Raden Gagar Manik, akibatnya sering mengusir musuh-musuh yang hendak datang ke Tuban.
"Julukan itu melekat sering mengusir musuh-musuh yang mau menyerang Tuban. Nama karena ya Gagar Manik," tambahnya.
Juru kunci makam Raden Gagar Manik mengetahui julukan tersebut dari riwayat juru kunci sebelumnya. Dulunya makam dari Raden Gagar Manik tidak berada di lokasi sekarang. Lokasi makam berada 300 meter dari bibir pantai saat ini.
Saat itu ada salah satu orang dari Jombang datang ke dan meminta juru kunci untuk memindahkan makam ke lokasi saat ini. Untuk tahun pemindahannya, ia belum mengetahuinya.
Menurut cerita lisan juru kunci terdahulu, bahwa saat pemindahan makam Raden Gagar Manik jasadnya masih utuh. Salah satu nisannya hanya dapat diambil satu di bagian kaki. Sementara nisan yang di bagian kepala tidak dapat dicabut.
Sampai saat ini nisan satunya masih menancap di tengah laut. Lalu, nisan yang dipasang di makam yang sekarang. letak nisan itu tak jauh dari bibir pantai, namun sulit dilihat meskipun air laut sedang surut.
"Tetapi nelayan sering jaringnya menyangkut nisan itu," jelasnya.
Nissan yang terdapat di arena makam tersebut sampai saat ini masih autentik dari zaman dahulu yang berada di bagian kaki ternyata batu nisan tidak bisa dilihat begitu saja. Sebab, batu nisan sudah dilindungi oleh beberapa kain putih, seperti di makam para wali pada umumnya.
Sarpan menuturkan, salah satu Karomah yang dimiliki oleh Raden Gagar Manik tersedia untuk saat ini barang siapa yang berziarah maka akan terhindar dari segala macam santet atau niat buruk orang lain.
Selain itu, banyak peziarah yang sakit setelah berdoa di makam Raden Gagar Manik juga berhasil ditemukan. Lalu, juga dimudahkan jodoh untuk mendapatkan keturunan bagi yang rutin berziarah dan berdoa kepada Allah SWT.
"Yang mau cepat dapat jodoh dan memiliki keturunan, biasanya mereka mandi di laut sekitar makam," katanya.
Sekedar diketahui, haul tahunan Makam Raden Gagar Manik diperingati setiap bulan Syaban/Ruwah hari Kamis Pahing.
Penulis: Muhammad Nurkholis
0 Komentar