![]() |
Suasana Ziarah di makam Sunan Bejagung Lor, Semangat/Gagarmanik.ID |
Tepat pada pukul 14.30 WIB, sang pemimpin perempuan tersebut tiba di Tuban dengan dalih membuka agenda yang sudah direncanakan oleh kelompok perempuan di Tuban yang berlangsung di rumah wakil rakyat, Gedung DPRD Kabupaten Tuban.
Seusai mengikuti serangkaian agenda pembukaan di gedung tersebut, pemimpin perempuan Jawa Timur mengikuti langkah kami untuk menuju sebuah bangunan kecil nan sederhana yang beralaskan karpet beratap terpal berwarna biru utara Jalan Sunan Kalijogo itu.
Dengan memanfaatkan waktu luang yang tersisa, semua yang terlibat di dalamnya cukup menikmati hidangan yang dimasak oleh penjual warung 'Tenda Biru", terbukti selesai melahap setiap pesanan makanan menunjukkan senyum manis diiringi gelak tawa kecil yang terdengar nyaring.
Tak butuh waktu lama juga, yang pada akhirnya kami bergeser ke sebuah cafe sederhana di Jalan Pramuka, Gang Guest House dan Resto, sebuah penginapan dengan gaya sederhana namun memukau setiap orang yang datang berkunjung di sana.
Beberapa hidangan minuman dan aneka snack pun terbeli dan menjadi santapan lezat bagi kami semua. Tak lupa pula kami turut menghibur diri dengan menyanyikan beberapa lagu yang semua perlengkapannya telah disediakan oleh penjaga cafe tersebut.
Sampai pada akhirnya, larut malam tiba. Kami yang tinggal berenam bergegas mencari beberapa sosok guru spiritual bangsa, lebih-lebih ini menjadi hari yang sakral, malam Jumat Legi.
Pertama, untuk mengawali perjalanan pada guru spiritual, kami mengunjungi Makam Syekh Maulana Ibrahim Asmoro Qondi (MIAQ) atau Syekh Maulana Ibrahim Assamar Qandi yang merupakan ayah dari Kanjeng Sunan Ampel yang diperintahkan untuk melakukan dakwahnya di Surabaya.
Kedua, perjalanan spiritual kami lanjutkan hingga pada suatu tempat di tengah hutan di Kecamatan Semanding, lebih tepatnya di Makam Sunan Geseng atau Mbah Cokrojoyo yang merupakan salah satu murid dari Kanjeng Sunan Kalijogo. Di tempat inilah titik kenyamanan dan ketenangan saat masuk di area pesareannya.
Ketiga, menjadi tempat perjalanan terakhir malam itu, yakni di Makam Sunan Bejagung Lor atau Syekh Abdullah Asyari yang memiliki peranan penting, seperti dalam cerita tutur masyarakat, bahwa Mbah Asyari inilah sosok Wali yang berhasil merebut kembali jasad Sunan Bonang yang pada saat itu tengah diperebutkan untuk disemayamkan
0 Komentar