![]() |
Majelis Akbar di Tuban, Ustazah Halimah Alaydrus. (Foto: Istimewa) |
Berdasarkan informasi dari Ustazah Maria -salah satu panitia pelaksana-, jamaah yang mengikuti kegiatan khusus muslimah ini diperkirakan sejumlah 8.000 lebih, tidak hanya warga Tuban namun juga daerah-daerah lain seperti Bojonegoro, Lamongan, Surabaya, Gresik dan Madura.
Sosok Hubabah yang akrab dengan sapaan Ustazah Halimah ini merupakan tokoh influencer dan idola umat manusia di mancanegara khususnya Indonesia. Wajahnya yang tak pernah terlihat di layar kaca, namun seruan dakwahnya menggema di mana-mana. Dakwah beliau yang terkenal santai dan begitu luwes ini menjadikan dakwah beliau mudah diterima oleh seluruh kalangan. Hal ini juga terlihat dari jumlah followers beliau di platform Instagram yang tembus hingga angka 2 jt dan subscriber channel Youtube beliau yang mencapai angka 553 rb.
Ustazah Halimah Alaydrus memulai kajiannya dengan sebuah pernyataan, bahwa beliau adalah seorang santri yang selamanya tetaplah santri, dan hakikat manusia jugalah santri dari seorang utusan Allah yang agung.
“Hari ini saya duduk tepat di depan adik-adik santri. Saya juga santri dan tidak mau berhenti jadi santri dari guru-guru saya, dan sejatinya semua dari kita adalah santri dari seorang yang telah diutus Allah SWT sebagai guru bagi kita sekalian, yang mengatakan dalam salah satu hadisnya, Innama bu’itstu mu’allimaan (sesungguhnya saya diutus sebagai seorang guru, sebagai seorang mu’allim, sebagai seorang ustaz bagi umat saya sekalian),” tutur beliau.
Ustadzah Halimah juga menyebutkan tingkatan kelas umat atau santri Nabi Muhammad SAW yang terbagi menjadi tiga tingkatan kelas, antara lain: Pertama, kelas rendah yang berisi umat pembangkang, yaitu mereka yang selalu protes akan ketetapan Allah dan tidak pernah taat terhadap apa yang dititahkan Allah kepada mereka seperti halnya kisah sahabat bernama Tsa’labah; Kedua, kelas menengah berisikan umat yang taat, yaitu mereka yang selalu taat akan perintah Allah dan rasul-Nya juga menjauhi segala larangan-Nya, seperti halnya kisah sahabat bernama Ukasyah; dan ketiga, adalah kelas tertinggi yang berisikan para pecinta, seperti halnya kisah sahabat Abu Bakar As-Shiddiq.
“Kelas tertinggi namanya kelas cinta. Kalau ‘dah cinta nih, tak ada lagi logika. Kalau ‘dah cinta tak ada lagi namanya pengorbanan. Derita ‘pun menjadi bahagia, air mata berubah jadi gelak tawa. ‘Tak ada lagi luka bagi para pecinta, tak ada lagi namanya perjuangan, tak ada lagi lelah karena ia membersamai dengan dia yang dicinta. Pecinta ‘tak pernah merasa berjasa. Karena dalam hati pecinta hanya penuh sesak dengan kerinduan pada yang dicinta,” tuturnya dengan logat sunda yang khas di telinga.
Lebih lanjut, Ustazah Halimah juga menyampaikan bahwa kecintaan kita kepada Nabi Muhammad SAW akan terbayarkan dengan sebuah perjumpaan begitu indah kelak di Padang Mahsyar.
“Cinta kepadanya hanya akan membahagiakan, cinta kepadanya akan diganjar dengan pertemuan demi pertemuan. Cinta kepadanya akan membawamu berada di surga, bahkan sejak kamu berada di muka bumi ini. Cinta kepadanya hanya akan membuat matamu kelak di Padang Mahsyar diganjar dengan memandang indah wajahnya. Lisanmu akan dimuliakan dengan berucap salam secara langsung kepadanya. Telingamu akan dibayar dengan mendengar indah suaranya, ketika berkata Wa’alaikumussalam warohmatullah wabarokatuh, wahai umatku!” tandasnya.
Di akhir kajian, Ustazah Halimah meminta kepada seluruh jamaah untuk melakukan upgradisasi kecintaan kepada Sang kekasih tercinta.
“Marilah kita naik kelas! Jangan bertahan dalam kelas para pembangkang! Jangan bertahan dalam kelas anak-anak nakal! Jangan bertahan di kelas dasar! Naiklah ke kelas hamba-hamba yang taat! Naiklah ke kelas umat yang taat! Kemudian teruslah naik! Teruslah naik sampai kamu berada dalam kelas para pecinta!” ajaknya.
Majlis akbar ini juga disiarkan secara langsung melalui channel Youtube beliau @Ustadzah Halimah Alaydrus, yang pada hari pertama telah ditonton oleh 24 rb pasang mata.
Penulis: Nafaisal Ulumi, Mahasiswi Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama (IAINU) Tuban.
0 Komentar