Niat Tabarruk dan Tingkatkan Ghirrah Keilmuan Santri, Madin Manbail Futuh Hadirkan Shahibul Fadhilah dari Yaman/Foto: Gagarmanik.ID
Gagarmanik.ID - Madrasah Diniyah Manbail Futuh mengadakan Daurah Ilmiyah dengan menghadirkan Shahibul Fadhilah Al-Habib Abu Bakar bin Ali Al-Habsy dan As-Syaikh Ahmad bin Ali Ba’abbad dari Hadramaut Yaman. Acara ini dihadiri sekitar seribu orang, yang terdiri dari beberapa Pengasuh Pondok Pesantren, Asatidz, santri seluruh pondok di Lingkungan Manbail Futuh, wali santri, dan masyarakat sekitar, Sabtu (09/12/2023).

Acara daurah ini diawali dengan lantunan shalawat dan maulid barzanji, sambutan mudir madrasah oleh Ust. M. Faiqul Himam, dan mukaddimah singkat dari Al-Habib Hadi bin Muhammad Ba'agil dari Tuban yang merupakan penderek sekaligus mutarajjim dari Habib Abu Bakar dan Syaikh Ahmad dalam ziarah dan rihlah dakwahnya di Bumi Wali ini.

Dalam mukaddimahnya, Habib Hadi memperkenalkan kedua shahibul fadhilah yang berasal dari negeri berjuluk negeri seribu wali tersebut.

"Sedikit saya ingin mengenalkan, beliau-beliau ini pertama kali berkunjung di Indonesia. Beliau yang sebelah kanan adalah Syaikh Ahmad bin Ali Ba'abbad yang merupakan santri seniornya Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz, beliau juga pengasuh sebuah pesantren di Kota Ghurfah Hadramaut Yaman, dan sebelah saya adalah Al-Habib Abu Bakar bin Ali Al-Habsy," tuturnya.

Lebih lanjut, Habib Hadi juga menyebutkan alasan kerawuhan beliau berdua dari Yaman ini di Kota Tuban Bumi Wali sebagai bentuk ittiba' dari habaib terdahulu.

"Ngapunten, memang tradisi para habib dari dulu kalau di Indonesia ndak ke Tuban, ndah sah ziarahnya. Jadi sejak zaman dahulu, kurang lebih 100 tahun yang lalu, pertama kali para habaib hijrah ke tanah Jawa pasti yang dituju pertama adalah kota Tuban, istilahe ngoten kuncine, Thuba Liman dakhala bi Thuban. Dan Alhamdulillah, sore ini diterima baik di Manbail Futuh, saya mewakili beliau-beliau sangat berterima kasih," tuturnya.

Taujihat (red: wejangan) yang pertama disampaikan oleh Al-Habib Abu Bakar bin Ali Al-Habsy. Dalam wejangannya, beliau menuturkan bahwa orang yang berilmu memiliki kemuliaan yang lebih besar daripada orang yang memiliki harta.

"Kemuliaan ilmu ini sebagaimana dikatakan oleh Sayyidina Ali "Al-Ilmu Yahrusu wa al-Maalu Anta Tahrusu" (orang yang punya ilmu itu akan dijaga oleh ilmu, berbeda dengan orang yang punya harta justru dia yang akan menjaga harta). Begitu juga yang dikatakan Abdullah bin Mas'ud bahwa di dunia ini terdapat dua orang yang tidak pernah kenyang namun dengan tingkatan derajat yang berbeda, yaitu orang yang mengumpulkan harta dan orang yang mengumpulkan ilmu. Orang yang mengumpulkan ilmu akan semakin dekat dengan Allah karena ilmunya, bertambah pula akhlak dan tawaduknya, sedangkan orang yang hanya mengumpulkan harta tanpa dibarengi ilmu maka dia akan celaka, karena bertambahnya rasa berani terhadap Allah," tutur beliau yang diterjemahkan langsung oleh Habib Hadi.

Lebih lanjut, Habib Abu Bakar juga menyebutkan lima hal yang harus dilakukan oleh para santri dalam proses thalabul ilmi sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Sufyan Ats-Tsauri.

"Bagi thalibul ilmi itu ada lima hal yang harus dilakukan. Pertama, mendengarkan ilmu; Kedua, fokus menyimak ilmu yang disampaikan guru; Ketiga, menghafal ilmu yang didengar; Keempat, mengamalkan ilmu; dan kelima, menyebarkan ilmu yang ia dengar dan dapatkan." tutur beliau.

Taujihat kedua disampaikan oleh Syaikh Ahmad bin Ali Ba'abbad, beliau menuturkan bahwa dunia ini hakikatnya hanyalah sebuah benda.

"Dunia ini adalah benda atau barang (red: perhiasan), dan sebaik-baiknya barang di dunia adalah wanita yang shalihah," tegas beliau yang diterjemahkan langsung oleh Habib Hadi.

Syaikh Ahmad juga menambahkan bahwa perempuan shalihah kelak diperkenankan memilih pintu surga manapun untuk masuk ke dalamnya.

"Perempuan shalihah akan dibukakan baginya semua pintu surga yang berjumlah 8 pintu, dan kelak akan ada seruan baginya, “Terserah engkau wahai Perempuan, hendak memilih pintu mana engkau akan masuk surga!" tambahnya.

Potret Santriwati Madin Manbail Futuh Jenu, Tuban/Foto: Gagarmanik.ID

Lebih lanjut, Syaikh Ahmad menjelaskan tentang siapakah sosok perempuan shalihah yang menjadi sebaik-baiknya perhiasan dunia dan mendapat janji dari Allah untuk diperkenankan memilih pintu surga tersebut.

"Perempuan shalihah sebagaimana dalam hadits nabi, yaitu perempuan yang mengerjakan shalat fardhu lima waktu, berpuasa di bulan Ramadan, taat kepada suami dan menjaga kemaluannya. Apabila empat hal ini dilakukan oleh seorang perempuan, maka kelak pada hari kiamat akan dipersilahkan dan diseru baginya untuk memilih pintu surga manapun ia akan masuk ke dalamnya," paparnya.

Dalam akhir taujihat, Habib Hadi menambahkan bahwa mujalasah dan muwajahah bersama orang-orang shalih secara otomatis menjadi charger guna menambah rasa iman dan semangat dalam beribadah kepada Allah SWT.

"Lihat wajah orang saleh itu ibarat nge-charge iman. Sebagian ulama mengatakan, ada seorang wali min auliya’illah kalau lagi malas nih, dia ndak usah jauh-jauh pergi ke Makkah yang jelas modalnya banyak, namun beliau cukup datang ke seorang wali dan melihat wajah orang saleh tersebut. Sudah nge-charge tuh hatinya, pulang-pulang jadi semangat ibadah lagi. Semoga setelah beliau-beliau pulang dari sini, Insya Allah tambah semangat santri-santri Manbail Futuh, para muhibbin-muhibbat tambah semangat ngaji dan ibadahnya. Aamiin," pungkasnya.

Dalam kesempatan yang penuh barakah ini juga diisi dengan ijazah aurad (red: beberapa wirid) dan kitab-kitab dari Imam Al-Haddad oleh Shahibul Fadhilah Al-Habib Abu Bakar bin Ali Al-Habsyi.

Semoga acara daurah ilmiyah ini mendapatkan ridla dari Allah SWT beserta rasulnya, memberi banyak manfaat dan menjadi peningkat ghirrah keilmuan santri di era globalisasi ini, sebagaimana harapan yang disampaikan oleh Gus Himam, mudir madrasah dalam sambutannya.

Penulis: Nafaisal Ulumi