![]() |
Kelestarian Lingkungan Jadi Isu Penting Debat Cawapres 2024/Foto: BBC |
Debat di Jakarta Convention Center, Jakarta, Minggu (21/1/2024), mengangkat tema terkait dengan pembangunan berkelanjutan dan lingkungan hidup, sumber daya alam dan energi, pangan, agraria, masyarakat adat, serta desa.
Setiap pertanyaan yang dilontarkan tim panelis dapat dijawab oleh setiap cawapres dengan baik. Setiap pertanyaan atau sanggahan oleh para kandidat dapat dijawab oleh kandidat lainnya, terkadang disertai contoh-contoh riilnya.
Ada beberapa topik yang membuat suasana cukup riuh. Cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka, melontarkan pertanyaan tentang greenflation dan lithium ferrophosphate (LFP). Namun, kandidat lainnya menjawab diplomatis dan mendapat atensi yang semarak dari pemirsa yang hadir langsung.
Tayangan debat ke-4 tersebut cukup mendapat respons yang tinggi dari masyarakat. Pada hal ini terlihat dari hasil jajak pendapat Litbang Kompas saat debat berlangsung. Sebanyak 64,8 responden masyarakat menyatakan menonton debat Cawapres pada saat itu.
Dibandingkan dengan debat capres-cawapres sebelumnya, antusiasme kali ini tetap terjaga. Pada debat ketiga, animo responden masyarakat untuk menonton debat mencapai 63,3 persen walau turun dari debat kedua yang menyedot animo 66,5 persen responden.
Analisis diksi
Dalam ajang debat tersebut, jumlah kata dan diksi yang dilontarkan pada setiap kandidat bervariasi, tetapi jumlahnya tidak terpaut terlalu jauh. Untuk cawapres nomor urut 1, Muhaimin Iskandar, mengucapkan sebanyak 2.686 kata dengan durasi waktu 24 menit 27 detik. Kata paling dominan diucapkan adalah ”petani”, ”desa”, dan ”pembangunan”.
Selanjutnya, cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka, mengucapkan sebanyak 2.539 kata dengan durasi sepanjang 24 menit 12 detik. Kata paling banyak yang diucapkan adalah ”tanah”, ”energi”, dan ”masyarakat”.
Cawapres nomor urut 3, Mahfud MD, mengucapkan kalimat hingga sebanyak 2.568 kata dengan tempo waktu 25 menit 36 detik. Kata paling banyak yang diucapkan adalah ”ekonomi”, ”hukum”, ”adat”, dan ”masyarakat”.
Pola diksi yang bervariatif itu saling melengkapi karena besarnya cakupan materi yang dibahas dan secara umum menekankan pada keberlanjutan pembangunan. Kelestarian alam, mencegah kerusakan lingkungan, dan meningkatkan kesejahteraan bagi segenap warga negara adalah kunci penting untuk mendorong kemajuan di bangsa masa depan.
Sejumlah perdebatan oleh para kandidat Cawapres tersebut ternyata minim menarik minat publik untuk beralih pilihan. Responden yang menyatakan akan berpindah pilihan sebesar 7,5 persen, sedangkan sekitar 86 persen lainnya tetap setia pada pilihan mereka.
Penilaian performa
Ada tiga aspek yang dinilai responden adalah kemampuan menjawab pertanyaan dengan lancar dan jelas, penguasaan masalah, serta penampilan kandidat di atas panggung. Penampilan ini diukur mulai dari pakaian, sikap, dan ekspresi yang ditunjukkan.
Hasil penilaian responden menunjukkan, setiap kandidat mendapatkan penilaian yang baik dengan skor rata-rata 7. Skor ini merujuk dari hasil responden (64,8 persen) yang terikat margin of error penelitian.
Kemampuan menjawab Mahfud MD mendapat skor 7,4, penilaian terhadap penguasaan masalah 7,4, dan penampilan cawapres nomor urut 3 ini dinilai dengan skor 7,7.
Adapun Gibran Rakabuming Raka mendapat penilaian publik sebesar 7,1 untuk kriteria menjawab pertanyaan, 7,0 untuk poin penguasaan masalah yang diperdebatkan, serta 7,3 untuk penampilan yang meliputi cara berpakaian, sikap, dan ekspresivitas.
Selanjutnya Muhaimin Iskandar mendapat skor penilaian 6,9 untuk kemampuan menjawab pertanyaan, 6,9 tentang penguasaan topik yang dipermasalahkan, dan 7,6 untuk skor penampilannya.
Penulis: Ngesti Prastiwi, Mahasiswa Fakultas Hukum Angkatan 2023 Kampus Universitas Sunan Bonang Tuban.
Keterangan: Tulisan ini merupakan luaran mata kuliah Bahasa Indonesia yang diampu oleh Yunita Suryani, M.Pd.
0 Komentar