Gagarmanik.ID - Mencintai Arab (bahasa Arab) adalah sebuah anjuran, sebagaimana dalam sebuah hadis Nabi riwayat At-Thabrani yang artinya "Cintailah Arab karena tiga hal, yaitu karena Aku (Nabi SAW) adalah orang Arab, Alquran berbahasa Arab, dan lisan (bahasa) para ahli surga adalah Bahasa Arab." (Al-Hadits) Harlah NKN 7, Pengurus Ponpes Putri Manbail Futuh bersama Pembina NKN Pusat Adakan Diklat Nahwu Tahap 2/Foto: Gagarmanik.ID
Berangkat dari hadis tersebut, pengurus Pondok Pesantren (Ponpes) Putri Manbail Futuh bersama pembina pusat NKN berinisiatif mengadakan diklat nahwu dengan metode Nadzam Kunci Nahwu rutin pada setiap tahunnya sebagai interpretasi cinta Arab juga ajaran para ulama salafussalih.
"Saya teringat dawuh Ustaz Abbas beberapa tahun yang lalu, juga dalam momentum harlah NKN seperti saat ini. Beliau ngendikan bahwa salah satu alasan yang mendasari tekad beliau dalam membumikan Nahwu dan kitab salaf di Nusantara adalah adanya sebuah hadits tentang anjuran mencintai Arab karena beberapa hal, yaitu karena Nabi berasal dari Arab, Alquran juga berbahasa Arab, bahkan para penghuni surga juga kelak berkomunikasi dengan bahasa Arab," tutur Zulaikha, ketua pelaksana diklat NKN ke-7 di Ponpes Putri Manbail Futuh.
Mengutip dawuh Ustaz Abbas (pembina NKN pusat) dalam sebuah siaran/talkshow bersama LBMNU Lampung pada tahun 2022, disebutkan bahwa NKN (Nadzam Kunci Nahwu) adalah nadzam Nahwu berbahasa Indonesia berjumlah 150 bait yang mudah dihafal dan asyik dilagukan, bahkan oleh anak-anak. Sehingga tanpa disadari mereka telah belajar nahwu secara asyik tanpa beban.
Nadzam berjumlah 150 bait ini merupakan kombinasi dari Kitab Miftahun Nahwi, Jurumiyah, dan Imrithi yang dikemas dalam bahasa Indonesia guna mempermudah pelafalan maupun pemahaman, bahkan bagi anak-anak sekalipun.
![]() |
Harlah NKN 7, Pengurus Ponpes Putri Manbail Futuh bersama Pembina NKN Pusat Adakan Diklat Nahwu Tahap 2/Foto: Gagarmanik.ID |
Diklat tahap 2 dalam rangka Harlah NKN ke-7 dilaksanakan di Aula As-Salam A'la Ponpes Putri Manbail Futuh pada hari Jum'at, 28 Rajab 1445 H atau bertepatan pada tanggal 9 Februari 2024 M dan diikuti oleh ± 70 peserta yang terdiri dari para santri putri dan beberapa pengasuh pondok Manbail Futuh. Diklat ini diawali dengan pembacaan surat Al-Fatihah yang dihadiahkan bagi junjungan kitab Nabiyullah Muhammad SAW wa ahlih, wa ashabih, wa dzuriyyatih, segenap muassis, masyayikh, mumu'allimkeluarga besar Ponpes Manbail Futuh, juga para ahli kubur. Selain itu barakah Fatihah juga sebagai harapan untuk kelancaran para santri dalam thalabul ilmi serta kemanfaatan dan keberkahan ilmunya. Pasca pembukaan, diklat dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh pembina NKN pusat, yaitu Ustaz Abbas Abdul Hannan.
Materi dalam diklat NKN tahap 2 ini terdiri dari 8 part, yaitu part pengenalan isim tatsniyah, isim jama' mudzakar dan muannas salim, isim dlamir, huruf 'athaf, analisa kalimat yang dibaca rafa', kalimat yang dibaca nashab, dan kalimat yang dibaca jar/khafdl, pengenalan bentuk serta wazan kalimat, serta pengaplikasian kamus berbahasa Arab dan diakhiri dengan pemberian contoh dan cara analis kalimat dalam kitab Safinatun Najah dan Fathul Qarib bersama pemateri. Selain penyampaian materi dan pemberian contoh pengerjaan, para peserta diklat juga mendapat waktu praktik individu secara langsung setiap partnya pada kitab Safinatun Najah. Di sela-sela materi, diklat ini juga disemarakkan dengan ice breaking oleh pemateri dan panitia pelaksana.
Di akhir diklat, para peserta mendapat lembar feedback form (tanpa nama) guna evaluasi dan bahan perbaikan pelaksanaan diklat pada tahun berikutnya. Setelah pengisian feedback form, dilanjutkan dengan closing statement oleh pemateri dan penyampaian harapan agar kegiatan diklat ini mampu memberikan kemanfaatan dan keberkahan bagi para santri terkhusus para peserta yang telah berpartisipasi aktif dalam kegiatan.
"Semoga apa yang kita pelajari pada diklat hari ini membawa manfaat dan barakah fii ad-din, wa dunya, wa akhirat," harapnya.
Lebih lanjut, beliau juga memohon doa dari para peserta diklat agar NKN ini dapat menjadi fasilitas bagi para thalibul ilmi dan menjadi jalan terang dalam mempermudah belajar ilmu Nahwu dan kitab salaf, agar ajaran ulama salafussalih dapat kembali membumi di Nusantara tercinta ini.
"Saya juga minta doa, semoga NKN ini bisa menjadi fasilitas bagi para thullab, santri, dan siswa untuk kembali senang dalam mempelajari ilmu Nahwu, sehingga kitab salaf itu kembali ramai digemari seperti saat saya kecil dahulu. Nahwa Kutuba Nusantara, membumikam Nahwu dan kitab salaf di Nusantara. Target kita tidak hanya di lingkungan sekitar saja, namun juga jauh di plosok sana, di Sumatera, Kalimantan, atau di manapun juga. NKN for NKRI," pungkasnya.
Penulis: Nafaisal Ulumi dan Anisa Ulul Albab Abdillah (Santri Ponpes Putri Manbail Futuh, Beji Jenu Tuban)
0 Komentar