Festival Seni Tahunan Ponpes Al-Muhibbin Tuban: Melestarikan Budaya Nusantara dan Mengembangkan Kreativitas Santri. (Foto: Gagar Manik)
Gagar Manik - Pondok Pesantren (Ponpes) 4 Bahasa Al-Muhibbin di Jatirogo, Kabupaten Tuban, mengadakan festival seni tahunan yang bertujuan untuk meningkatkan kreativitas anak muda dan melestarikan budaya Nusantara. Ajang ini menjadi wadah bagi santri untuk menunjukkan bakat dan kreativitas mereka melalui berbagai bentuk seni seperti gamelan modern, musik religi, debat bahasa asing, dan kesenian rupa.

Ponpes Al-Muhibbin tidak hanya memberikan pendidikan agama yang kuat tetapi juga mendorong pengembangan diri melalui seni. Melalui kegiatan seni, nilai-nilai budaya lokal dapat dipelajari oleh generasi muda. Seni menjadi medium pembelajaran penting tentang jati diri bangsa.

Acara ini menjadi panggung bagi para santri untuk menunjukkan bakat mereka dalam seni seperti tari tradisional, musik, teater, dan seni rupa. Proses kreatif ini menantang peserta untuk menciptakan karya orisinal yang mencerminkan sejarah dan nilai-nilai budaya. Festival ini juga menanamkan nilai-nilai kerja sama dan kompetisi sehat di antara peserta.

Di tengah globalisasi yang semakin pesat, banyak nilai-nilai budaya lokal yang terancam punah. Festival ini menyediakan tempat yang layak bagi budaya tradisional Indonesia untuk dipelajari oleh generasi muda. Kehadiran festival ini memastikan bahwa warisan budaya tetap relevan di tengah perubahan zaman.

Selain itu, festival ini berfungsi sebagai ruang edukasi bagi masyarakat tentang pentingnya menjaga dan melanjutkan tradisi budaya. Santri diharapkan memahami budaya dalam perspektif global, ini memberikan kesempatan bagi santri untuk mengenal budaya lain dan memperkaya pengetahuan mereka tentang keberagaman dunia.

Hubungan antara pesantren, masyarakat, dan elemen budaya lainnya juga diperkuat melalui festival seni ini. Kegiatan ini menjadi titik temu berbagai pihak, mulai dari warga desa, seniman lokal, hingga pengunjung dari luar daerah. Festival ini juga membuka peluang kerja sama dengan lembaga kebudayaan, pemerintah, dan institusi pendidikan, memperluas jaringan budaya. Kegiatan ini memperkuat ikatan sosial dan mempromosikan seni serta budaya lokal.

Selain itu, kegiatan ini memiliki dampak sosial dan ekonomi yang positif, seperti menciptakan peluang kerja, dan menggerakkan ekonomi masyarakat setempat. Dengan meningkatnya kunjungan dari luar daerah dan partisipasi masyarakat, festival ini membantu perekonomian lokal dan kesejahteraan masyarakat.

Santri juga berperan dalam pengembangan berbagai soft skills seperti kerja tim, komunikasi, dan kepemimpinan melalui festival ini. Kegiatan ini menantang mereka untuk berkolaborasi, berinteraksi, dan memimpin dalam proyek seni, keterampilan penting dalam kehidupan sehari-hari dan masa depan mereka.

Festival ini menjadi ajang pertukaran budaya antara berbagai daerah di Indonesia, memperkaya pemahaman dan toleransi antarbudaya. Dengan menampilkan berbagai bentuk seni dari seluruh nusantara, peserta dan penonton dapat belajar tentang keragaman budaya Indonesia.

Selain itu, festival ini memberikan kontribusi penting terhadap pendidikan seni dan budaya. Acara ini mendukung kurikulum pendidikan di pesantren dan sekolah-sekolah sekitar dengan memberikan kesempatan praktis bagi para siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan dalam seni dan budaya. Melalui festival ini, pendidikan menjadi lebih komprehensif dan mencakup aspek akademis dan non-akademis.

Penulis: Vera Amelia, Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika angkatan 2024 Universitas PGRI Ronggolawe Tuban. Tulisan tersebut untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia yang diampu oleh Bu Yunita Suryani, M.Pd.