![]() |
Menyingkap Tabir Sejarah Mbah Srambi dan Mbah Dukoh, Mahasiswa KKN IAINU Lanjutkan Penelusuran. (Foto: Gagar Manik) |
Dalam suasana wawancara yang hangat dan penuh takzim, Mbah Yai Matin mengungkapkan bahwa hingga kini belum ada bukti otentik mengenai asal-usul kedua tokoh yang dimakamkan di Tenggerwetan tersebut. Menurutnya, banyak waliyullah di masa lalu sengaja menyembunyikan identitas diri mereka demi menghindari kejaran penjajah, terutama pada masa kolonial Belanda.
“Para wali pada zaman itu seringkali merahasiakan asal-usul dan jati dirinya. Bukan tanpa sebab, mereka melakukannya agar tidak ditangkap atau dibunuh oleh Belanda yang saat itu memburu para ulama dan tokoh perlawanan,” tutur Mbah Yai Matin.
Beliau juga menambahkan bahwa ada kemungkinan besar Mbah Srambi dan Mbah Dukoh merupakan bagian dari para wali pada masa Kesultanan Mataram. Kala itu, sejarah mencatat adanya tragedi pembantaian besar-besaran terhadap para ulama dan tokoh agama yang menolak tunduk kepada kekuasaan. Jumlah korban bahkan diperkirakan mencapai 6.000 orang.
“Kita tidak boleh melupakan sejarah kelam di masa Mataram. Banyak ulama syahid karena mempertahankan kebenaran dan agama. Bisa jadi, Mbah Srambi dan Mbah Dukoh adalah di antara mereka yang selamat dan memilih bersembunyi dengan cara berdakwah secara tersembunyi di daerah seperti Tenggerwetan ini,” tambah beliau.
Langkah penelusuran sejarah yang dilakukan oleh mahasiswa KKN ini mendapat sambutan positif dari masyarakat setempat. Warga berharap, upaya ini bisa menjadi awal untuk membuka kembali sejarah tokoh-tokoh agama yang selama ini belum banyak diketahui.
Ketua Kelompok KKN IAINU Tuban, Ririn, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program pelestarian budaya dan sejarah lokal.
“Kami ingin membangkitkan kembali semangat mengenal sejarah desa sendiri, terutama sejarah keislaman yang begitu kaya namun belum banyak ditulis,” ujarnya.
Melalui kegiatan ini, para mahasiswa berharap agar masyarakat, khususnya generasi muda, dapat semakin menghargai nilai-nilai perjuangan dan dakwah yang telah diwariskan oleh para pendahulu mereka.
Penulis: Siti Zulaikhah
0 Komentar