Remen Menuju Kampung Idaman: Mahasiswa KKN dan BPP Jenu Latih Warga Olah Limbah jadi MOL dan Eco-Enzyme. (Foto: Gagar Manik)
Gagar Manik - Mahasiswa Kelompok 2 KKN ABCD IAINU Tuban kembali menunjukkan keterlibatannya dalam kegiatan desa dengan mengikuti pelatihan pembuatan MOL (Mikroorganisme Lokal) dan ekoenzim di Desa Remen. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka mendukung persiapan Lomba Kampung Idaman Berseri (KIB), mendapat pendampingan langsung dari perwakilan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Jenu, yakni Ibu Wahyulina Tri Indah Yani, STP, yang memberikan arahan teknis dan motivasi bagi peserta, Ahad (20/07/2025).

Kegiatan yang berlangsung di Kediaman Ketua RT 01 RW 05 ini merupakan bentuk kepedulian terhadap pengelolaan sampah berbasis masyarakat, serta sebagai salah satu langkah strategis dalam upaya menuju desa yang bersih, sehat, dan mandiri. Lomba KIB sendiri merupakan ajang kompetisi antar desa yang menekankan pada pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan, pemanfaatan limbah, serta keterlibatan aktif masyarakat.

Praktik Langsung dengan Limbah Rumah Tangga

Dalam kegiatan tersebut, peserta dilibatkan langsung dalam praktik pembuatan MOL (Mikro Organisme Lokal), yaitu larutan hasil fermentasi dari nasi bekas yang dimasukkan dalam wadah tertutup dan disimpan selama kurang lebih 7 hingga 21 hari. Setelah masa fermentasi, larutan tersebut akan mengandung mikroorganisme yang bermanfaat untuk membantu proses pengomposan sampah organik, menyuburkan tanah, dan meningkatkan efisiensi pemupukan alami.

Selain MOL, peserta juga diajari cara membuat ekoenzim, yakni cairan hasil fermentasi limbah dapur seperti kulit buah, sisa sayuran, dan air cucian beras, yang dicampur dengan larutan tetes tebu. Perbandingan racikannya adalah 1% tetes tebu, 3% bahan organik, dan 10% air bersih. Setelah difermentasi selama sekitar 3 bulan, ekoenzim dapat dimanfaatkan sebagai pembersih alami lantai dan peralatan rumah tangga, penyegar ruangan, penghilang bau pada pakaian, dan bahkan pupuk cair untuk tanaman.

Edukasi dan Kesadaran Lingkungan

Menurut penjelasan Ibu Wahyulina, kegiatan ini bukan hanya mendukung teknis lomba, tetapi juga menjadi bagian dari pendidikan lingkungan untuk masyarakat. Beliau menyampaikan, “Salah satu aspek penting dalam penilaian Lomba Kampung Idaman Berseri adalah bagaimana masyarakat mampu mengelola bahan organik dan nonorganik secara bijak. Salah satu bentuknya yaitu melalui pembuatan MOL sebagai dekomposer alami dan ekoenzim sebagai bentuk daur ulang limbah rumah tangga.”

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa produk-produk ramah lingkungan seperti MOL dan ekoenzim sangat mudah dibuat, murah, dan bermanfaat jangka panjang. “Yang terpenting bukan hanya bisa membuat, tetapi mampu mengedukasi dan menularkan praktik ini kepada tetangga dan lingkungan sekitar,” tambahnya.

Menuju Desa Remen yang Berkelanjutan

Melalui pelatihan ini, warga Desa Remen kini memiliki pemahaman dan keterampilan baru dalam mengolah sampah rumah tangga menjadi produk yang bermanfaat. Hal ini diharapkan dapat menunjang kesiapan desa dalam menghadapi lomba KIB sekaligus menjadi langkah nyata menuju pola hidup berkelanjutan di lingkungan pedesaan.

Kegiatan ini menjadi bukti bahwa kolaborasi antara mahasiswa, instansi pemerintah, dan masyarakat desa dapat membuahkan inovasi sederhana namun berdampak besar dalam jangka panjang. Semangat gotong royong, edukasi, dan aksi nyata akan menjadi kunci utama dalam mewujudkan desa bersih, sehat, dan lestari.