Wisata Silowo Mandirejo Jadi Lokasi Survei Mahasiswa KKN 09 IAINU Tuban. (Foto: Gagar Manik)
Gagar Manik- Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kelompok 09 Desa Mandirejo, Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama (IAINU) Tuban melakukan survei ke Ekowisata Silowo yang terletak di Desa Mandirejo, Kecamatan Merakurak, Kabupaten Tuban. Kegiatan ini bertujuan untuk memetakan potensi aset wisata desa sebagai bagian dari pendekatan Asset-Based Community Development (ABCD) yang diusung dalam program KKN, Kami (17/07/2025).

Silowo merupakan salah satu aset wisata alam unggulan Desa Mandirejo. Tempat ini menawarkan keindahan alam yang asri dan udara sejuk khas kawasan yang dipenuhi pepohonan sagu. Selain itu, ekowisata ini menyediakan berbagai wahana menarik seperti perahu kano, perahu mesin, serta pelampung bagi pengunjung yang ingin menikmati sensasi menyusuri aliran sungai. Terdapat pula kolam renang untuk anak-anak dan sejumlah gazebo yang dapat digunakan untuk bersantai bersama keluarga.

Survei yang dilaksanakan pada Kamis pagi pukul 09.00 hingga 11.30 WIB ini melibatkan beberapa anggota KKN Kelompok 09. Untuk memaksimalkan waktu dan hasil survei, mahasiswa dibagi menjadi tiga kelompok dengan tugas berbeda: mewawancarai pengunjung, karyawan, dan pengelola Ekowisata Silowo.

Salah satu pengunjung menyampaikan kesan positifnya terhadap Silowo. “Ekowisata Silowo sudah baik menurut saya. Tempatnya asri sekali, apalagi saat sedang tidak ramai pengunjung. Fasilitasnya juga sudah cukup lengkap, meskipun menurut saya penyewaan kano masih bisa diperbaiki lagi agar lebih nyaman,” ujarnya.

Dari sisi karyawan, Bapak Bambang Siswoyo menyatakan kepuasannya terhadap perkembangan Ekowisata Silowo.

“Saya sangat puas dengan keberadaan Ekowisata Silowo. Bahkan sekarang sudah banyak orang luar negeri yang datang ke sini. Itu menandakan bahwa tempat ini punya daya tarik besar dan layak dikembangkan lebih lanjut,” tuturnya.

Sementara itu, Bapak Maliki selaku Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) sekaligus pengelola Ekowisata Silowo mengungkapkan bahwa perjalanan mendirikan Silowo tidaklah mudah. “Silowo ini dulunya pernah berjalan, tapi harus tutup karena pandemi COVID-19. Setelah pandemi, kami benar-benar memulai lagi dari nol, bahkan dengan dana yang nol juga. Namun berkat kegigihan dan semangat, serta dukungan warga sekitar yang mau diajak bekerja sama, kami bisa bangkit kembali,” jelasnya.

Ia menambahkan, hasil dari kerja keras tersebut mulai membuahkan hasil yang signifikan. “Alhamdulillah, pada masa awal pembukaan kembali, omset pertama kami bahkan hampir menyentuh angka 1 miliar rupiah. Selain itu, kehadiran Silowo berdampak positif bagi masyarakat sekitar, karena membuka peluang usaha dan meningkatkan perekonomian warga melalui kegiatan berdagang di area wisata,” tambahnya.

Kegiatan survei ini menjadi langkah awal mahasiswa KKN dalam merancang program kerja yang berbasis pada potensi dan kebutuhan nyata masyarakat desa, khususnya dalam pengembangan sektor pariwisata lokal yang berkelanjutan.

Penulis: Ariq Zainur Rohid