![]() |
Pelatihan Briket Bonggol Jagung, KKN IAINU Tuban Dorong Desa Jadi Manfaatkan Aset Lokal. [Foto: Gagar Manik] |
Pendekatan ini merupakan metode pemberdayaan masyarakat yang berfokus pada pemanfaatan aset-aset yang sudah ada di masyarakat untuk mendorong pembangunan dan perubahan positif. Pendekatan yang digunakan dalam KKN tahun ini tentunya berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.
Dengan pendekatan yang berfokus pada pengembangan aset desa, mahasiswa KKN IAINU berinisiatif menawarkan beberapa program kerja kepada masyarakat setelah di awal kedatangan di desa Jadi melakukan pemetaan aset Desa. Sehingga, untuk merealisasikan hal tersebut mahasiswa mengadakan forum grub discussion dengan warga setempat dan kelompok tani.
Dari forum tersebut disepakati untuk mencoba energi alternatif dengan memanfaatkan limbah pertanian berupa tongkol jagung menjadi briket. Selain mengurangi limbah organik, ide ini juga menawarkan solusi energi yang lebih murah dan ramah lingkungan.
Seminar dan pelatihan pembuatan briket dinarasumberi oleh Latif Wahyudi, yang merupakan pengusaha briket asal desa Kapu, Merakurak. Acara dimulai pukul 09:00 dengan serangkaian acara pembukaan, sambutan, penyampaian materi, dilanjut dengan pelatihan pembuatan briket yang dipimpin oleh Latif selaku narasumber dan dipraktikkan langsung dengan warga yang hadir.
Pembuatan briket dimulai dengan pengeringan tongkol jagung, kemudian dibakar sampai menjadi arang bonggol jagung, kemudian dihancurkan atau di tumbuk sampai menjadi serbuk halus, dicampur dengan bahan perekat alami seperti tepung kanji, kemudian dicetak menggunakan alat press sederhana dari pipa ukuran kecil dan kayu.
Selain manfaat ekonomis dan lingkungan, program ini juga membuka peluang usaha baru bagi warga desa. Beberapa hadirin antusias untuk membuatnya di rumah karena dirasa cukup mudah, akan tetapi timbul pertanyaan dari warga tentang pemasaran.
"Permintaan briket di pasar cukup stabil, saya sendiri lebih suka jika ada produsen kecil yang mau membuat briket, jadi apabila saya kekurangan stok saya bisa membantu menjualkan dengan cara mengambil dari produsen kecil tersebut," ujar Latif.
Ia, juga menekankan bahwa briket dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif yang lebih murah dibandingkan bahan bakar fosil, sehingga membantu menghemat biaya rumah tangga maupun usaha kecil.
Ketua kelompok KKN juga menyampaikan harapannya tentang pelatihan pembuatan briket, "dengan adanya pelatihan ini semoga warga memperoleh wawasan baru tentang cara memanfaatkan limbah pertanian, khususnya bonggol jagung, menjadi produk yang bermanfaat dan bernilai ekonomis," katanya.
Keterampilan membuat briket juga dapat menjadi peluang usaha baru bagi warga desa, baik sebagai usaha rumahan maupun kelompok, sehingga mampu meningkatkan perekonomian masyarakat.
0 Komentar