Septiana Nurlaeli, S.A.P./Gagarmanik.ID
Gagarmanik.IDZaman telah berubah dan era telah berganti, dunia terus berkembang. Kartini pun ikut iku berganti menjadi kartini 4.0, di mana perjuangan kartini era sekarang bukan lagi persoalan ras ataupun adat istiadat dalam kesetaraan gender, namun sejak abad 21an pada tahun 1998 dunia mulai mengenal internet, sehingga dunia lebih terbuka bagi perempuan.

Era 4.0 atau era digital ini sudah ramai dibicarakan sejak awal tahun 2017an. Tentunya PR besar bagi kartini 4.0 Indonesia ialah bagaimana caranya bisa sejajar dengan kartini negara-negara maju untuk mengejar ketinggalan kita.

Secara, era digitalisasi ini kartini 4.0 Indonesia harus lebih banyak melek teknologi, mesti lebih banyak lagi meningkatkan belajarnya dalam bidang STEM (science technology enggineering mathematic), berkarir di bidan IT, big data dan cloud and cyber security.

Karena apa, dunia perempuan bukan hanya di satu bidang, namun di beberapa bidang, terkhusus pada era ini. Dunia digital yang saat ini didominasi oleh pria, maka dari itu kartini 4.0 indonesia harus bisa menyeimbangi dengan melahirkan pemimpin-pemimpin perempuan yang memang benar memiliki kemampuan, softskill dan kualitas.

Untuk mempercepat kesetaraan dan kartini 4.0 yang unggul di indonesia, sehingga mampu bersaing ke taraf internasional, perempuan indonesia harus bisa meningkatkan keterwakilannya di parlemen, bisnis, IT dan bidang lainya.

Kartini 4.0 Indonesia harus bisa kompetensi di segala sektor dan bidang sehingga mampu membobol atap kaca yang membatasi potensi, karir dan mimpinya. Sehingga mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi bangsa dan negara, tentunya pula meningkatkan kesejahteraan keluarganya sendiri.

Penulis: Septiana Nurlaeli, S.A.P.